BAKTI UNTUK AYAH

Disaat semuanya masi terlelap, sebagian dari mereka tidak begitu karena untuk menghidupi keluarganya waktu istirahat bagi kita adalah untuk mencari nafkah bagi sebagian dari mereka. Tidak banyak yang tau akan semua aktifitasnya, namun kita perlu membuka mata hati bagaimana kita seharusnya mensyukuri nikmat yag kita miliki selama ini. Bagi mereka menjelang terbitnya fajar adalah waktu untuk memulai pekerjaannya, tidak peduli dinginnya hari, suasana yang masih gelap dan aroma yang tidak sedap itu sudah biasa. Mereka bukannya tidak peduli dengan semua ketidaknyamaanan itu, namun dengan tetap bekerja begitu mereka tetap dapat memenuhi biaya hidup. Aku mengenal seorang petugas kebersihan dikomplek perumahan, Pak Tion memiliki dua orang anak yang bernama Mita dan Rori, istri beliau telah lama meninggal sehingga beliau menjadi satu-satunya yang dapat memenuhi kebutuhan untk hidup sehari-hari termasuk untuk biaya sekolah anak-anaknya. Sekitar jam 04:00 pagi, Pak Tion sudah keluar rumah untuk mengambil sampah di bak tempat sampah di depan rumah-rumah di komplek rumah Nisa, Nisa biasa terbagun dijam-jam itu, karena suasana jam itu sangat tenang dan baik untuk membaca materi pelajaran di hari itu. 

 

Nisa sangat kagum melihat kerja keras Pak Tion yang meskipun di usia senjanya tetap kuat melakukan pekerjaannya sebagai bentuk tanggung jawabnya sebagai kepala keluarga. Banyak diluar sana yang anak-anak yang tidak bersekolah dan sudah harus bekerja membanting tulang untuk memenuhi kebutuhan keluarganya, namun Pak Tion ingin agar anak-anaknya dapat memiliki masa depan yang lebih baik lagi dibandingkan kehidupannya saat ini.Mita sekarang duduk dibangku Sekolah Menengah Atas sedangkan Rori saat ini masih Sekolah Menengah Pertama, Mita dan Rori termasuk anak yang berprestasi di sekolah. Mereka juga anak yang berbakti kepada orang tua, setiap pagi Rori membatu Pak Tion mengambil sampah di komplek rumah Nisa, dan Mita mempersiapkan sarapan dan membersihkan rumah sebelum berangkat sekolah. Masih banyak anak-anak diluar sana yang masih mengeluh ini dan itu disaat mereka hidup berkecukupan. Disaat mereka dapat memperoleh apapun dengan mudahnya tanpa mempertimbangkan ini dan itu, Rori dan Mita harus menunggu Pak Tion menerima gaji diawal bulan hendak membeli perlengkapan sekolah. Namun tidak hanya itu, Mita disekolah juga menjajalkan dagangan keripik pisang untuk menambah kebutuhan sehari-hari, dan sering menerima pesanan dari warung-warung sekitar rumah yang suka dengan keripik pisang buatan Mita.

 

Sebentar lagi akan diadakan Ujian Nasional, Mita sangat ingin melanjutkan pendidikannya ke Perguruan Tinggi, namun banyak pertimbangannya, karena sebentar lagi Rori juga akan memasuki Sekolah Menengah Atas seiring dengan kelulusan Mita. Pak Tion sangat berharap agar beliau dapat menyekolahkan anaknya ke Perguruan Tinggi, setiap gaji yang beliau dapat tidak lupa disisihkan untuk biaya kuliah anak-anaknya nantinya.Alangkah beruntungnya Pak Tion memiliki anak-anak yang sangat mengerti dengan keadaan yang dimiliki saat ini. Sering dengan berjalannya waktu, sudah saatnya menunggu hasil kelulusan sekolah, dengan menunggu penuh harapan Pak Tion menunggu Mita dan Rori pulang dengan membawa kabar bahagia. Sudah menjelang sore pun Mita dan Rori tak kunjung pulang, menimbulkan keresahan bagi Pak Tion. Setelah pukul 18:00 akhirnya Mita dan Rori pulang bersama, apa yang dikhawatirkan Pak Tion benar, ada sesuatu hal yang telah terjadi, mereka pulang membawa kabar bahagia dan membawa kabar buruk. Kabar buruknya adalah, Rori mengalami kecelakaan, terserempet mobil saat akan mengendarai sepedanya keluar gerbang sekolah. Untunglah luka yang diderita Rori tidak terlalu parah hanya lecet dibagian lutut dan sikutnya saja, segera Pak Tion menghampiri kedua anaknya. Dengan penuh haru mereka berpelukan, rasa khawatir Pak Tion mereda melihat kedua anaknya yang telah sampai dirumah.

 

Setelah memasuki rumah, Mita dan Rori segera memperlihatkan tanda kelulusan yang mereka terima dari sekolah. Meski sedikit menahan rasa sakit akibat kecelakaan kecil yang terjadi pada Rori tadi sore dia tetap memperlihatkan rasa bahagianya kepada Pak Tion dengan penuh senyuman. Bahagia dan harunya Pak Tion malam itu, segala perjuangannya terbayarkan dengan kelulusan anak-anaknya. Memang semua tidak terhenti hingga disana saja, masih butuh perjuangan bagi Pak Tion untuk membuat anak-anaknya berhasil.  Namun, tetap terlihat senyum bahagia, karena tahap demi tahap telah beliau lalui untuk menghantarkan anaknya kejenjang keberhasilan.

 

Keluarnya tanda kelulusan, berarti masuknya masa liburan menjelang datangya semester baru. Menunggu dibukanya pendaftaran untuk bagi tahun ajaran baru, Mita dan Rori tidak melewatkan masa liburan  mereka begitu saja. Mita menambah produksi keripik pisang yang biasa dibuatnya, dengan usaha seperti itu, Mita berharap dapat membantu ayahnya untuk memenuhi kebutuhan biaya hidup sehari-hari. Sedangkan Rori membantu Mita untuk menghantarkan jualannya ke warung-warung yang cukup jauh dari rumahnya. Nisa juga sering melihat keharmonisan keluarga Pak Tion, meski tidak mempunya Ibu lagi yang mengurus mereka Mita dan Rori tumbuh menjadi anak yang baik dan penuh kasih sayang kepada Pak Tion. Setelah satu minggu setelah pengumuman kelulusan, Mita menerima kabar yang tidak disangka, mendapat kabar dari pihak sekolah bahwa Mita memperoleh beasiswa untuk melanjutkan pendidikan ke Perguruan Tinggi ternama. Sungguh bahagianya Mita hari itu, setelah mendapatkan kabar bahagia ituMita segera menemui ayahnya untuk memberikan kabar bahagia tersebut. Setelah menghampiri ayahnya, Mita segera mendatangi makam Ibunya sebagi bentuk bahagianya dia saat itu, ternyata Mita diterima di Perguruan Tinggi yang sama dengan Nisa.

 

Entah kebetulan atau apa, jurusan yang dipilih oleh Mita sama dengan aku, awalnya saat Pak Tion membersihkan komplek perumahan, Nisa menghampiri Pak Tion untuk sedikit berbincang dan menanyakan kabar beliau, Pak Tion bercerita bahwa putrinya diterima di Perguruan Tinggi yang sama dengan Nisa dengan jurusan yang sama. Terlihat betapa bahagianya Pak Tion saat bercerita, setelah mengetahui anak kabar anaknya diterima diperguruan tinggi ternama kepada Nisa. Nisa berniat meminjamkan semua buku yang Nisa punya kepada Mita agar lebih memudahkan Mita nantinya saaat perkuliahan dimulai. Pak Tion memang seorang yang sangat menyayangi kedua anaknya dan selalu memjadi contoh kepada kedua anaknya agar selalu bekerja keras dan tidak lupa bersyukur. Pak Tion selalu mengingatkan kepada anaknya, saat kita mendapatkan rezeki jangan lupa menyisihkan sebagian dari yang kita peroleh untuk mereka yang membutuhkan. 

 

Rori putra Pak Tion masih menunggu jadwal untuk mengikuti tes untuk melanjutkan pendidikan ke tingkat Sekolah Menengah Atas, meskipun dia tidak memperoleh beasiswa seperti kakaknya, namun Rori tetap bahagia untuk kakaknya. Satu minggu setelah pengumuman kelulusan, jadwal untuk tes Rori keluar, Rori sangat antusias menunggunya. Akan tetapi, ada hal yang yang tidak ia duga terjadi, Ayahnya mendadak masuk Rumah Sakit akibat kelelahan. Setiap harinya Mita dan Rori bergantian untuk menjaga Ayahnya, tidak sedikitpun diantara mereka mengeluhkan kondisi Ayahnya dan harus bekerja lebih untuk membantu memenuhi biaya Rumah Sakit. Karena setelah beberapa hari Nisa melihat Rori membersihkan komplek sendiri, Nisa menghampiri Rori untuk menanyakan Pak Tion. Nisa sungguh tak menyangka akan hal itu, alasan mengapa pak Tion tidak terlihat beberapa hari ini karena beliau sedang terbaring di Rumah Sakit. Saat itu juga Nisa memutuskan untuk membesuk Pak Tion setelah jam perrkuliahannnya hari itu selesai. Nisa sangat kagum melihat kedua anak Pak Tion yang sangat berbakti kepada orang tuanya, Nisa berniat untuk membantuu kedua anaknya dengan tabungan yang Nisa punya setidaknya bisa membantu sedikit kesulitan yang mmereka hadapi. Tinggal dua hari lagi menjelang tes masuk sekolah yang harus Rori ikuti, namun dia tetap berusaha untuk membantu Ayahnya.  Setelah kunjungan Nisa ke Rumah Sakit, Rori dan Mita awalnya menolak bantuan yang Nisa berikan, namun Nisa tetap ingin membantu mereka denganberbagai penjelasan yang Nisa beri akhirnya mereka bisa menerimanya. Mereka tidak mau dianggap meminta-minta karrena kesulitan yang mereka hadapi.

 

Tiba di harinya Tion harus mengikuti tes, bersamaan dengan kondisi Pak Tion yang sudah membaik dan bisa pulang hari itu juga, Nisa mengetahui kabar kepulangan Pak Tion hari itu turut mendatangi Rumah Sakit berniat untuk membantu Mita untuk mengemasi barang dan membawa pulang Pak Tion, karena saat itu Rori tidak dapat membatunya karena harus mengikuti tes yang dilakukan hingga sorenya, karena pemberitahuan kelulusan akan diumukan hari itu juga. Sesampainya di rumah Pak Tion Nisa merasa sangat nyaman, dengan rumah yang  begitu sederhana, yang tertata rapi dan bersihdan terlihat satu foto yang terpajang, yaitu foto keluarga Pak Tion dan hanya itu satu-satunya pajangan yang ada di rumah itu. Mita kebelakang membuatkan minum untuk Nisa dan Pak Rori sedang beristirahat di kamar beliau. Itu untuk yang pertama kalinya Nisa berkunjung ke rumah pak Tion, saat sdang asyik bercerita dengan Mita, terdengar suara langkah kaki kepintu rumah, ternyata Rori sudah pulang mengikuti tesnya. Setelah mengucapkan salamsaat masuk rumah, Rori tersenyum melihat Nisa dan bertanya kepada Mita kakaknya menyakan Pak Tion, dan langsung menghampiri Pak Tion di kamar beliau. Rori sangat bersemangat, ternyata ia ingin memberitahukan bahwa diterima disekolah terbaik dan mendapatkan keringanan uang sekolah karena memperoleh nilai terbaik saat mengikuti tes.

 

Alangkah bahagianya Pak Tion, melihat kedua anaknya yang berhasil untuk memasuki sekolah dan perguruan tinggi terbaik. Nisa juga larut dalam kebahagiaan keluarga itu, sungguh penuh haru dan kehangatan keluarga saat Rori menyampaikan kabar tersebut Mita langsung kekammar dan memeluk Ayah dan Adiknya dengat erat. Terlihat Pak Rori meneteskan air mata, beliau sangat bahagia dengan keerhasilan kedua anaknya. Usainya sore hari itu, Nisa meminta izin untuk pulang kepada Pak Tion, takut kedua orang tuanya khawatir karena Nisa belum memberikan kabar kepada mereka karena handphone miliknya tertinggal di rumah.

 

Keesokan harinya, Nisa melihat Rori yang bekerja menggantikan Ayahnya karena Pak Tion belum bisa langsung beraktivitas setelah pualang dari Rumah Sakit. Masih adah satu minggu menjelaang dimulainya semester baru bagi siswa yang baru saja tamat sekolah, jadi Rori memutuskan unruk membantu ayahnya, dan Mita juga kembali menjajalkan keripik pisang miliknya ke warung-warung sekitar rumahnya.

 

Pak Tion kembali melakukan aktivitas seperti biasanya setelah Rori mulai sekolah, dan beliau terlihat sudah kembali seperti biasanya yang terlihat selalu bersemangat bekerja, diketahui belakangan ternyata pak Tion tidak hanya bekerja sebagai pekerja kebersihan, setelah beliau selesai memberihkan komplik-komplek, siangnya beliau bekerja sebagi kuli angkut di satu took di Pasar Tradisional, pekerjaan itu tidak diketahi oleh kedua anaknya, beliau melakukan pekerjaan itu sejak Mita dan Rori libur menunggu kelulusan mereka karena Pak Tion tau persis akan besarnya biaya yang dibutuhkan saat kedua anaknya mulai melanjutkan pendidikan nantinya, Nisa mengetahuinya saat Mamanya meminta Nisa untuk membelikan bahan masakan yang lupa dibeli, saat itu Nisa melihat Pak Tion bekerja disana. Sekali lagi Nisa sangat kagum melihat keluarga itu, namun Pak Tion hanya akanmelakukan pekerjaan itu satu minggu lagi saja, karena beliau tidakingin membuat kedua anaknya khawatir jika nanti harus dirawat kebali di Rumah Sakit.

 

Hari-hari Pak Tion masih sama, beliau membersihkan komplek perumahan, sedangan Nisa dan Rori selalu menjadi anak yang membantu Ayahnya dengan apa yang dapat mereka lakukan, Mjuga merupakan Mahasiswa yang berprestasi di kampus namun dia tidak pernah malu menjajalkan keripik pisang miliknya di warung-warung dan kantin di kampus, sedangkan diakhir pekan dia memberikan bimbingan belajar untuk siswa Sekolah Menegah Atas, Rori juga ikut bekerja setiap sorenya dia juga memberikan bimbingan belajar untuk siswa Sekolah Menengah Pertama.

 

Tidak ada yang menyangka begitu juga Nisa, setelah tiga tahun berlalu Rori memperoleh beasiswa untuk melanjutkan studinya ke Perguruan Tinggi di luar negri, sedangkan Mita juga berhasil menjadi seorang Dokter, seiring berjalannya waktu keluarga Pak Tion pindah ke Kota lain, beliau di ajak oleh Mita anaknya untuk ikut dengannya. Semua hal yang telah diupayakan oleh Pak Tion agar dapat membuat anaknya memiliki kehidupan dan masa depan yang lebih baik dibandingkan kehidupannya sudah berhasil beliau lakukan. Begitu juga dengan bakti kedua anaknya yang tak pernah mengeluhkan kesulitan yang mereka miliki untuk membuat usaha yang dilakukan Ayahnya dapat membuat Ayahnya bahagia.

 

Banyak ilmu yang dapat Nisa petik dari pengalaman hidup keluarga Pak Tion, selalu mensyukuri nikmat yang telah di besikan Sang Pencipta dan bekerja keras diantara semua harapan dan Doá akanada hasil yang indah dibalik semua itu.

Share This Post: