STYROFOAM, BOLEH KAH...?

Sejak kemunculannya di dunia global, banyak pihak yang menggunakannyauntuk berbagai macam kebutuhan, seperti tempat pembungkus buah, makanan dan pengemas barang elektronik. Persaingan di bidang teknologi industry menuntut kemajuan di bidang teknologi dan sumber daya manusia yang berkualitas tinggi. Selain itu persaingan di bidang industry dapat di temui dengan adanya persaingan dalam membuat produk yang cepat saji, mudah di bawa kemanapun dan bisa di gunakan dalam jangka waktun yang relarif lama maka di ciptakanlah sebuah penemuan terbaru yang kita kenal dengan sebutanStyrofoam. Styrofoam sendiri sebenarnya memiliki nama lain yakni polystyrene. Begitu di ciptakan dan di perkenalkan kepada mansyarakat di seluruh dunia, berbagai negara dari belahan dunia pun ikut memanfaatkan styrofom dengan kebutuhannya masing-masing.  Tak ketinggalan juga dengan Negara kita Indonesia, masyarakat Indonesia sendiri juga banyak yang menggunakan Styrofoam untuk keperluan hidup, kebanyakan yang menggunakan Styrofoam adalah pengusaha yang bergerak di bidang kuliner dan makanan dengan alasan karena sifat Styrofoam yang tahan bocor, mampu menampug suhu panas dan dingin suatu makanan.  Bentuknya simple dan tidak ketinggalan dengan cara pengemasannya yang begitu gampang. Styrofoam memiliki bentuk yang tipis dan enteng untuk di bawa karena bahannya yang terbuat dari busa. Bida kita lihat di mana-mana orang telah banyak yang beralih memakai Styrofoam, seperti penjual nasi goreng di jalan, restoran cepat saji, serta acara dan kegiatan lain.  Styrofoam masih tergolong kepada keluarga palstik.  Styrofoam adalah polysterin, yaitu suatu suatu plastik yang sangat ringan, kaku, tembus cahaya dan murah akan tetapi cepat rapuh.  Karena kelemahannya tersebut,polisterin di campur dengan seng dan senyawa butadiene.  Hal ini menyebabkan polisterin kehilangan sifat jernihnya dan berubah warna menjadi putih susu. Kemudian untuk kelenturannya di tambahkan plasticizer seperti dioktil platat (DIP), butyl hidroksi toluene, atau n butyl stearate.  Plastik busa yang mudah terurai menjadi struktur sel kecil merupakan hasil proses penipuan dengan menggunakan gas kloroflurokarbon (CFC) sehingga membentuk buih (foam).  Hasilnya adalah bentuk seperti yang di gunakan oleh kita selama ini. Styrofoam merupakan nama dagang yang telah di patenkan oleh perusahaan Dow Chemical untuk Polystryne foam.  Oleh pembuatannya, Styrofoam di maksudkan untuk di gunakan sebagai insulator pada bahan konstruksi bangunan, bukan untuk kemasan makanan.  Symbol untuk kodepolystyrene yang di kembangkan oleh American Society of the Plastics Industry(SPI) adalah logo panah memutar. simbol ini menyatakan jenis plastiknya (Polystyrene, PS) dan mempermudah proses daur ulang.  Menurut Badan Pengawas Obat dan Makanan Republik Indonesia (BPOM RI) logo yang terdapat pada produk Styrofoam yang di anjurkan adalah logo segitiga dengan arah panah yang saling berhubungan dengan angka enam di tengahnya serta tulisan PS di bawah segitiga tersebut.  Styrofoam sendiri termasuk pada jenis sampah yang tidak bisa terurai, sampah Styrofoam lebih baik di bakar agar lebih ramah lingkungan dan tidak membuat gundukan sampah yang menggunung seperti yang kebanyakan terjadi di kota-kota besar, akan tetapi bau yang di timbulkan akibat pembakaran. Styrofoam juga sangatlah bau dan menyengat hidung. Sampah Styrofoam yang di buang sembarangan akan mengakibatkan kerusakan lingkungan, seperti sampah yang apabila di buang ke laut maka sampah-sampah itu akan membuat rusak ekosistem serta biota laut.  Styrofoam dapat di gunakan hanya dalam suhu dan temperature tertentu.  Suhu yang terlalu panas dapat menyebabkan zat kimia pada Styrofoam akan bangkit dan masuk ke dalam makanan yang kita makanan.  Akibatnya apabila kita mengkonsumsi makanan yang telah terkontaminasi zat kimia berbahaya dalam jangka waktu yang cukup lama, mungkin saja kita akan menderita penyakit berbahaya. Sebenarnya Styrofoam sendiri tidak masalah di gunakan sebagai wadah jika temperaturenya rendah.  Styrofoam tidak dianjurkan untuk di gunakan dalam jangka waktu lama memngingat akan bahaya yang di timbulkannya sangatlah berbahaya maka Styrofoam sebaiknya hanya boleh di gunakan hanya untuk satu kali pemakaian saja. Dan untuk menghindari terurainya zat berbahaya yang terkandung di dalamnya sebaiknya kita jangan menggunakan Styrofoam untuk meletakkan makanan atau minuman yang beralkohol, asam dan lemak. Jika amda masih ingin menikmati hidangan yang berbahan tersebut gantilah Styrofoam dengan wadah yang terbuat dari kaca atau keramik. Styrofoam masih bisa kita gunakan sebagai wadah tapi dengan syarat, Styrofoam di berikan alas kertas atau daun pisang. Dengan alasan ingin sehatmaka menghindari lebih baik dari pada mengobati bukan? Selain itu Styrofoam tidak di benarkan sebagai wadah memanaskan makanan dalam microwave, gantilah dengan meletakkannya pada wadah lain. Styrofoam juga sangattidakdi anjurkan bagi wanita hamil dan anak-anak. Jauhkan istri dan anak anda jika tidak ingin terkena zat kimia dari Styrofoam tersebut.
Berikut adalah bahaya penggunaan wadah Styrofoam bagi kesehatan :

1. Menyebabkan gangguan pada system syaraf pusat, dengan gejala seperti sakit kepala, letih, depresi, disfungsi system syaraf pusat (waktu reaksi, memori, akurasi, dan kecepatan visimotor, fungsi intelektual), hilang pendengaran dan neurofati peripheral.
2. Paparan styrene dapat meningkatkan resiko leukimia dan limfoma.
3. Styrene termasuk bahan yang di duga dapat menyebabkan kanker pada manusia, yaitu terdapat bukti terbatas pada manusia dan kurang cukup bukti pada binatang.
4. Monomer pada styrene dapat masuk ke dalam janin jika wadah polystyrene di gunakan untuk mewadahi pangan alkohol, karena alkohol bersifat dapat melintasi plasenta.  Hal ini menjelaskan mengapa dalam jaringan tubuh anak-anak di temukan monomer styrene meskipun anak-anak tersebut tidak pernah terpapar secara langsung.
5. Monomer syrene juga dapat mengkontaminasi ASI.

Oleh karena dampaknya yang negative, tidak menghilangkan manfaat dari Styrofoam jika kita bisa memanfaatkannya dengan bijak, kita bisa membuat limbah atau sisa penggunaanStyrofoamsebagai karya atau kreatifitas yang dapat berguna dan bisa bernilai seni karya tinggi, tentunya dengan syarat kita memiliki kemampuan inofativ di bidang berkarya.
Pertanyaannya adalah kenapa belakangan ini Styrofoam justru banyak di pakai sebagai pengemas makanan?Jawabannya tentulah sudah jelas. Plastic jenis ini di Negara maju makin tidak popular, karena bahayanya tersebut. Selain itu, sebagai masalah kedua pembuatannya melibatkan gas klorofluorokarbon (CFC). Gas buatan yang di kembangkan oleh perusahaan General Motors pada tahun 1930-an ini semula dikenal sangat baik. Sifatnya tidak beracun, tidak mudah terbakar dan sangat stabil. Pemakaiannya menjadi begitu luas terutama untuk pengisi alat pendingin yang kita kenal dengan merek dagang Freon dan untuk gas pendorong pada aerosolseperti hairspray, obat nyamuk semprot, parfum, dan sebagainya. Selain itu, juga di gunakan sebagai bahan peniup pada pembuatan Styrofoam. Belakangan di ketahui CFC karena begitu stabilnya baru terurai sekitar 65-130 tahun.  Gas ini akan melayang di udara mencapai lapisan ozon di atmosfer sampai bisa menjebolkan lapisan ozon.  Akibat jebolnya lapisan ozon suhu bumi akan meningkat yang di sebut efek rumah kaca.  Sinar ultraviolet dari matahari menembus bumi. Sehingga timbullah kanker kulit. Bahaya yang di timbulkannya sudah sangat mengkhawatirkan umat manusia.  Karena itu, pada tahun 1987 negara-negara industry bersepakat lewat protokol montreal, untuk mengendalikan pemakaian gas CFC hanya sampai 50%-nya pada tahun 2000.  Tapi, kesepakatan ini pun direvisi pada tahun 1990 di London dengan isi lebih ketat, antara lain di tegaskan : seluruh produksi CFC harus di hentikan pada tahun 1995.  Ini berarti semua teknologi yang menggunakan CFC akan segera menjadi kadaluwarsa. Jadi mudah di mengerti, mengapa di negara maju plastik busa makin tidakpopuler. Sementara di Negara berkembang justru makin di gunakan. Ini akibat dumping. Negara-negara maji, tidak mau menanggung resiko. Baik terhadap kelestarian lingkungan dan tentu saja kelangsungan bisnis mereka.  Relokasi industri yang kadaluwarsa ini ke negara lain yang kurang maju menjadi satu-satunya cara untuk meniadakan semua resiko itu.  maka dari itu, pemakaian dan produksi Styrofoam di negeri kita jelas-jelas merupakan tindakan kurang baik.  Kalau anda membeli makanan atau minuman berwadah Styrofoam, mintalah pedagang menggantinya dengan yang non-styrofoam. Oleh karena alasan-alasan dan bahaya yang telah di ketahui maka kita harusnya lebih baik lagi memilah-milah sesuatu yang baik, jangan hanya karena mengikuti trend yang sedang berkembang salah satu anggota keluarga kita menjadi sakit atau di rugikan. Dan sebagai orang tua juga hendaknya mengajarkan dan membuat bekal makanan bagi anaknya dengan memakai bahan non-styrofoam. Akan lebih baik jika memakai tempat makanan yang terbuat dari plastik dari pada Styrofoam. keunggulannya di bandingkan Styrofoam adalah plastik yang mudah apabila di cuci.

Sumber:
kimia-masterdotblogspotdotcodotid/2011/11/polistirena-styrofoamdothtml?m=1

Share This Post: