KEEGOISAN MEMBUATKU KEHILANGAN DIA UNTUK SELAMANYA

depi

 

"Aku sayang sama kamu La” begitulah teriakan seorang Randa pada kekasihnya Lala saat sedang berada di depan pagar di sekolah. Semua orang menoleh kearah laki-laki tersebut. Lala lari ke dalam kelas, takut akan di kejar-kejar oleh Randa. Lala berlari mencari temannya bernama Indy untuk minta bantuan di antarkan pulang karena kondisi Lala yang tak memungkinkan pulang sendiri sebab laki-laki itu tengah berdiri di depan gerbang sekolahnya.

 

Randa memang seorang laki-laki yang sangat mencintai Lala, tapi karna keegoisan dan rasa ingin menang sendiri Randa lah menjadi penyebab Lala menghindar dari Randa. Siapa wanita yang tak akakan sakit hatinya tak di hiraukan sama sekali bahkan di usir sekalian. Yaaaahh... kisah itu berawal ketika Randa mengajak Lala untuk pergi ke pesta pernikahan kakak perempuannya. Randa menjemput Lala ke rumah dan membawanya ke pesta yang mewah itu, namun sangat di sayangkan, setibanya di situ Lala malah mendapat perlakuan buruk dari Randa, betapa sakit hatinya ketika Randa menyuruh dia untuk jadi penerima tamu dan tidak di perbolehkan untuk masuk menengok pengantin bahagia itu bersanding, waktu itu Lala merasa tidak enak badan dan sakit kepala tiba-tiba. Lala memanggil Randa untuk memberitahukan bahwa kepalanya sakit, Lala berniat ingin beristirahat tapi Randa malah ngomel dan marah-marah pada Lala.

 

“kamu duduk aja nungguin tamu, jangan banyak omong deh, aku lagi sibuk di dalam jadi kamu tolong mengerti sama keadaan aku”.

“tapi aku gak enak badan Ran, kamu juga harus ngertiin aku dong!”. Randa berlalu begitu saja dan tidak menghiraukan keluhan dari Lala. Lala menangis dan berkata dalam hati kecilnya “begitukah yang kamu katakan cinta padaku, bahkan untuk istirahat saja aku tidak kamu perbolehkan, dasar laki-laki egois!”.

Tak lama setelah itu terdengar suara kakak laki-laki Randa memanggilnya kearah tempat Lala yang sedang duduk menunggu tamu.

“Lala, kamu kesini dong, masak duduk di situ aja. Foto bareng yuk sama pengantinnya?”.

 

Lala berdiri dan melangkah masuk ke dalam rumah. Betapa bahagianya Lala dapat di persilahkan masuk dan bisa foto bersama kakak Randa, tapi kebahagiaan itu tak berlangsung lama setelah Randa melihat Lala ikut foto bersama,

“Laaahh, ngapain kamu disini, bukannya kamu aku suruh nungguin tamu di luar, nanti kalau tamunya datang gimana? Gak ada yang nerima.

“Biarin aja, kok kamu kayak gitu sama pacar kamu, gak boleh ngomong kayak gitu. Lagian kan abang yang ngajak Lala buat masuk”. Tukas kakak laki-laki Randa. Lala hanya diam tak berkutik. “yuk, Lala kita foto bersama kamu berdiri di samping pengantin perempuan” ajak kakak Randa kepada perempuan yang tengah sedih tersebut.

“ya kak, maksih kak” jawab Lala sambil tersenyum manis.

Setelah mereka foto bersama Randa memanggil Lala, “La, kamu cepat keluar, tuuuhh.. nanti tamunya datang tapi gak ada orang yang jaga gimana?”.

“ya Allah Randa, kan ada kak Putri yang jaga, kenapa kamu malah nyuruh-nyuruh aku kayak pembantu,?”. Lala yang kesal hatinya berlalu begitu saja dan duduk kembali di kursi tempat duduknya semula.

 

Dalam hati kecilnya dia berniat ingin memutuskan hubungan asmaranya dengan Randa setelah acara pesta selesai, karena dirinya tak terima di perlakukan bagai budak suruh-suruh oleh kekasihnya Randa. Hari itu setelah pesta selesai ibu Randa menyuruh agar Lala bermalam di rumah Randa saja karna kebetulan hari sudah sore dan udara juga telah berubah menjadi dingin. Akhirnya Lala menerima tawaran dari ibu Randa sekaligus ingin istirahat setelah rasa penat yang dirasa sehabis menerima tamu dari pagi sampai siang.

 

Malam itu pemuda teman-teman Randa ramai berkunjung ke rumah Randa untuk bermain kartu (gaplek). Lala yang malam itu merasa sakit perut tak di hiraukan oleh Randa, di malah asyik bermain kartu dengan teman-temanya tanpa ada rasa bersalah sedikitpun pada Lala. Orang tua Randa yng melihat Lala tengah kesakitan menyuruh agar Lala istirahat dan tidur ke kamar. Lala pun masuk kamar dan berbaring di atas kasur. Tak puas hatinya atas perlakuan Randa yang egois, Lala mengirim pesan singkat kepada Randa.

 

“Randa, aku mau ketemu sama kamu sekarang, aku sedang di kamar!”. Setelah pesan terkirim terdengar bunyi ketukan pintu dari luar kamar. “Tok...tok..tokk” Lala langsung berdiri dan membukakan pintu, dan ternyata Randa tengah berdiri di depan Lala.

“ada apa La, kok kamu ngajak ketemuan. Mau ngomong apa La?” tanya Randa heran.

“aku mau ngomong hal penting sama kamu” jawab Lala kesal.

“Ohh.. kalo gitu kita bicaranya di samping rumah ya, soalnya di depan rumah teman-teman aku pada rame”.

“Terserah kamu aja” tutur Lala dengan nada sinis.

Merekapun meninggalkan kamar dan setibanya di samping rumah Lala duduk dan terdiam sejenak.

“kamu mau ngomong apaan?” tanya Randa dengan nada halus.

“kamu gak usah sok baik sama aku Ran, sebenarnya kamu anggap aku apa?”. “aku sayang sama kamu La, aku gk main-main sama hubungan kita. Aku cinta mati sama kamu, bahkan aku udah niat kalo kita sampai menikah aku bakal beli satu ekor kambing buat penuhin niat untuk memiliki kamu”. “niat kamu memang baik Ran, tapi perlakuan kamu terhadap aku yang gak baik”.

 

“apa salah aku, kenapa kamu berbicara seperti itu?” Randa seperti kebingungan tak tahu salahnya dimana.

“apaaa.. kamu gak tau salah kamu dimana? Harusnya kamu fikir dong kalo kamu punya otak, aku itu sakit hati atas perlakuan kamu tadi siang. Seandainya kamu di posisi aku apa yang bakal kamu lakuin? Aku sakit kepala kamu gak peduli, aku di ajak foto sama kakak kamu malah kamu usir aku keluar! Apa itu yang di katakan cinta mati?”.

“maafkan aku La, aku gak bermaksud begitu, kalau aku memang salah aku minta maaf sama kamu?”.

“aku udah gak mau kayak gini lagi, cukup sudah aku sabar atas kelakuan kamu selama ini, aku masih bisa sabar kalau kamu kasarin aku, tapi aku gak terima di perlakukan kayak pembantu sama kamu, hubungan kita sampai di sini aja. Kamu carilah wanita yang bisa ngertiin sikap kamu itu, aku udah gak bisa melanjutkan ini semua”. Lala menangis terisak-isak. (Randa membungkukkan badannya dan bersujud di kaki Lala sambil terisak tangis).

“Maafkan aku Laaa.. aku sayang sama kamu dan aku cinta kamu. Aku gak mau kehilangan kamu La. Tolong jangan tinggalkan aku, please Lala?”.

“Udahlah Ran, kamu memang cinta sama aku tapi kamu gak bisa bahagiakan aku, bahkan untuk mengerti perasaan aku aja kamu gak bisa, kamu gak perlu menyesali semuanya, kamu mulailah hidup baru tanpa aku, sekali lagi maaf!”.

“gak La, aku gak bisa maafin diri aku kalo sampai kamu ninggalin aku, tolong La?”.

“Baiklah kalau kamu memang bersikeras, tapi tolong setelah ini kamu ubah sikap kamu terhadap aku dan aku gak mau kejadian seperti ini terulang lagi!”.

“ia La, aku janji sama kamu, makasih sayang kamu udah memberiku kesempatan, aku sayang kamu La” (sambil memeluk Lala).

 

Pagi harinya Lala minta di antarkan pulang oleh Randa. Setibanya di rumah Lala istirahat. Setelah kejadian itu Lala agak mengurangi pembicaraan dengan Randa, Lala ingin menguji kesetiaan Randa. Selama 2 hari Lala tidak memberi kabar pada Randa, telfon dan pesan dari Randa tidak ia jawab. Hari itu Lala merasa jenuh dan berniat membuka jejaring sosial Facebook untuk melihat apa saja status yang di update Randa tentang dirinya. Berharap Randa memikirkannya ternyata harapan terbalik dari kenyataan. Melalui media sosial itu Lala melihat tulisan Randa merayu wanita lain, betapa sakitnya hati Lala melihat percakapan di status perempuan itu.

 

Kemudian Lala mengirim pesan singkat kepada Randa dan memutuskan untuk mrngakhiri hubungan.

“Randa, hubungan kita cukup sampai disini, aku udah tau siapa kamu yang sebenarnya. Semoga kamu bahagia dengan perempuan itu” begitulah bunyi pesan singkat Lala tersebut.

Tak lama setelah itu ponsel Lala berdering dan ternyata telfon dari Randa. Lala mengangkat telfon dari Randa dan berkata,

“untuk apa lagi kamu hubungi aku. Aku ikhlas kamu sama wanita itu”.

“nggak La, aku gak ada suka sama dia. Aku hanya ingin ngoment statusnya aja”.

“tapi kamu juga harus mikir gimana perasaan aku, kalau kayak gini ku benar-benar gak sanggup. Udahlah Ran, jangan ganggu aku lagi”. Telfon terputus dan Lala mematikan ponselnya agar tidak di hubungi Randa lagi.

 

Sampai pada kejadian itu Randa malah datang kesekolah Lala dan bersorak-sorak di depan pagar membuat Lala malu pada teman-temannya. Lala menyuruh Indy mengantarkannya bergegas pulang ke rumah, Indy yang mencoba memahami kondisi sahabatnya pada saat itu dengan sigap menghidupkan motor dan membawa Lala pulang.

 

Di tengah perjalanan Lala di hadang oleh motor Randa, Lala masih bisa menghindar tapi na’as di depan Lala ada truk yang sedang melaju dengan kecepatan tinggi, sehingga membuat Lala jatuh dan terpental. Kaget melihat keadaan itu Randa turun dari motornya dan menghampiri Lala yang bersimbah darah, truk yang menabrak Lala tadi kabur melarikan diri. Orang-orang yang melihat kejadian itu ramai berdatangan, warga yang melihat Lala sekarat di jalan segera memanggil ambulan. Randa langsung membawa Lala ke rumah sakit terdekat, tapi sayang terlambat sudah saat Lala sedang dalam perjalanan ke rumah sakit Lala menghembuskan nafas terakhirnya di dalam ambulan yang hendak menghantarnya tersebut. Randa meronta-ronta dan menangis histeris.

 

“Lalaa, kenapa kamu ninggalin aku secepat ini Laaa, aku gak bisa hidup tanpa kamu”.

Randa meronta-ronta berharap Lala kembali hidup dan menggenggam tangannya, semua telah terjadi, kini Lala telah pergi meninggalkan Randa untuk selama-lamanya.

Setelah jenazah Lala di kuburkan Randa tak henti-hentinya menangis meratapi kelalaiannya di batas batu nisan kekasihnya tersebut. Kini Randa melalui hidupnya dengan rasa bersalah bahkan Randa masih tidak percaya bahwa orang yang dicintainya telah tiada.

 

Satu pelajaran yang dapat kita petik bahwa mencintai seseorang harus di dasarkan rasa saling menghargai dan hormat menghormati. Cintailah orang yang kita cintai dengan penuh kesabaran bahagiakan dia semampumu. Sesuatu yang disesali pada ujung jalan tiada artinya ketika semua telah terjadi. Mulailah sesuatu hal dengan niat baik dan berikanlah kesan terbaik agar orang lain bisa mengenangmu sepanjang hidupnya. Jangan sampai terlambat menyadari kesalahan ketika orang tersebut telah pergi menghadap sang maha kuasa.

Share This Post: