Nayla

Pintu kayu sebuah pondok kecil itu berderit, sepertinya barusan ada yang membuka, sekarang pukul 2 dinihari,,bau wangi parfum berbanderol sepuluh ribuan menyengat hidung,..seorang perempuan muda jelita menghenyakkan pantatnya di sebuah sofa tua yang barangkali cocok di sebut tidak layak,perlahan diambilnya sebuah cermin kecil dalam sebuah tas berwarna merah muda, hhm,,,,lama di pandanginya wajah dalam cermin kecil itu,mata sipit yang teduh,dipoles eyeshadow warna senada dengan gaun yang masih di pakainya,agaknya ungu merupakan warna favoritnya,blush on merah muda disapukan agak sedikit menor dan gincu bibir merah terang masih utuh melekat dibibir mungilnya,Nayla……hanya itu yang tertulis di benaknya, nama yang indah seindah wajahnya, rambut hitam mayang terurai lepas melebihi bahu nya yang kecil,hidung bangir dtunjang kulit bak pualam.

disana sebuah dompet putih pemberian ayahnya dua bulan yang lalu terletak di meja tamu yang tak begitu bersih, di bukanya, satu persatu, di hitungnya beberapa helaian sudirman,lima lembar dan kertas seribuan  yang bejubel…lima ratus delapan puluh ribu rupiah,..udah dua hari dua malam,.. hmm dia tersenyum lalu dipandanginya sewajah kecilyang tertidur pulas di sebuah bale bale kayu beralaskan kardus, Alissa.. lalu di ciumnya kening gadis kecil berambut kriting itu lalu seorang perempuan paruh baya yang juga amat pulasnya.

Hari masih pagi dan mentari pun enggan memperlihatkan kilau emasnya,wangi tanah dibasahi embun pagi berpadu memberikan kesegaran,seorang wanita empat puluhan sibuk memasak di sebuah dapur kecil yang tertata rapi,sambil bernyanyi kecil dia begitu antusias membuat masakan yang merontokkan bulu hidung, sekali kali dia menyeruput teh manis hangat di temani roti kecil..

“Nenek,masak apa?” suara gadis kecil itu mengagetkan wanita yang tengah asyik mengaduk sayuran

“eh, Alissa, cucu nenek udah bangun, ayo mandi bersiap ke sekolah, nenek udah siapkan sayur kesukaanmu dan ibumu” ujar wanita yang di panggil nenek itu sambil tersenyum

“mamamu  masih tidur?”

“iya nek, kasihan mama, tidurnya masih pake baju cantik itu”

“iya,,, semua yang dilakukan mamamu itu kan supaya kamu bisa sekolah, ya kan sayang?”

Anggukan gadis kecil yang di panggil Alissa itu membuat lega perasaan sang nenek

Alissa memang baru berumur tujuh tahun, tapi rasa pengertiannya sungguh luar biasa,mungkin karena dia dari kecil sudah biasa di tinggal dengan neneknya sehingga jiwa mandiri nya terbentuk dari sebuah keadaan, yah alur kehidupan kita hanya Tuhan yang tahu, dan bila kehidupan yang di lalui tak seindah yang dibayangkan itu adalah garis nasib yang tidak bisa di hindari karena sebagai manusia kita hanya bisa berikhtiar dan menjalani kehidupan sebaik mungkin,

“ma, sudah pukul 10.00, Nay berangkat dulu ya,,,dan jangan lupa ma.. tolong jemput Alissa nanti, kalau ma nggak bisa, minta tolong kak Risna sebelah aja ya ma”

“apa nggak kepagian Nay?”

;Nggak ma, kalau lewat jam ini, yang ada nanti malah kita dibilang tidak disiplin”

“oh.. iya hati hati ya”

Mungkin memang seperti ini lah jalan hidup yang harus ditempuh seorang Nayla,tak seberuntung mereka.. beberapa temannya, ada yang sudah jadi PNS, pekerja swasta,punya butik, dan rata rata mereka punya pekerjaan yang menjanjikan  bahkan ada yang bekerja dan hidup di luar negeri

 Tanpa raut kelelahan Nayla selalu memposisikan diri sebagai wanita kuat,.. tak ada penyesalan disana, yang penting bisa mandiri dan merasa bahagia  

Heii.. bukan kah kata bahagia itu kita sendiri yang menciptakan untuk diri kita,agar lingkungan kita ikut merasakan ..

Dan lagi lagi make up menor yang jadi andalannya plus gaun biru bermanik manik. Iyah dia memang seorang biduan panggung ke panggung orgen tunggal untuk mengisi acara kondangan,mengais rezeki diantara cemoohan dan kasih sayang semua orang yang memakai jasanya menghibur orang banyak, tapi apa mau dikata memang ini yang bisa dilakukannya,untuk membantu kehidupan keluarganya,roda kehidupanlah yang membawanya seperti ini, tidak tamat sekolah menengah dan mengakibatkan dia kerja serabutan

Dan sebahagian orang selalu memandang rendah pekerjaan seorang biduanita panggung apalagi penyanyi panggung kampung seperti orkes dan orgen tunggal,walaupun tidak nyata - nyata menghina setidaknya berkata o…Cuma artis kampungan ya,…

Mungkin tak banyak yang tahu bila terkadang kesakitan lah yang mengajarkan seseorang untuk berbuat lebih, bahkan menabrak nilai nilai kehidupan,bagi orang yang mengerti mereka bisa menerima keadaan tapi yang tidak atau bahkan sok suci memang hanya melihat ragam kehidupan orang dengan nada miring, dulu betapa setiap malam hanya pertengkaran ayah ibunya yang terdengar, tiap pulang ayahnya selalu dalam keadaan mabuk,dan tak jarang bajunya juga ditempeli lipstick kelas murahan dan terdengar lemparan lemparan kursi, gelas, lalu beberapa kali tamparan di pipi ibunya,padahal ayahnya adalah seorang intelek,punya perusahaan,bergaul dengan orang orang atasan, periih,,,

 Hingga suatu waktu sepulang sekolah,dia melihat dengan mata kepala sendiri ayahnya memasukan pakaian ke dalam tas lalu bergerak pergi dengan sebuah mobil mewah yang di supiri seorang wanita parlente yang akhirnya d ketahui Nayla dia adalah pengusaha karet  dan dinikahi ayah,sementara ibunya hanya bisa menangis pilu dengan sudut bibir yang masih berdarah, sungguh wanita yang tega, dan ayah mungkin memang karena tergiur hidup senang setelah semua usaha bangkrut dan uang pun tak mau betah di dalam saku hingga terpikir hanya tanpa memberi nafkah pun dia bisa hidup enak,dan kau tahu orang orang hanya menyeringai melihat kejadian itu, tinggallah hanya seorang Nayla yang belum terlalu mengerti dengan situasi itu, bahkan semua orang tak bisa faham dengan kejadian itu

“ayah, ayah kemana?” masih terngiang ucapan polosnya waktu itu

Sekilas ayah melirik nya lalu tanpa berkata apa apa dia bergegas pergi dengan tersenyum kepada wanita itu, dan tak pernah menoleh lagi ke belakang, bahkan sampai sekarang tak pernah muncul lagi.

Yang Nayla tahu hidup itu kejam,tak ada yang bisa dipercaya selain hanya ibu dan ibu,..dan kini saat kesehatan ibu mulai tidak begitu baik,telah menuntun Nayla untuk belajar lebih tentang bagaimana menghargai hidup,apalah daya toh ibunya hanya seorang karyawan pabrik teh dengan upah yang sangat minim,antara terpaksa dengan tidak Nayla kecil hanya bisa membantu menjajakan gorengan orang, es mambo, jadi pembantu rumah tangga,hingga dia tersadar ada sesuatu yang dimilikinya,yang memiliki nilai lebih,ternyata dia memiliki suara yang sangat bagus dan indah, mulailah Nay yang berangkat remaja mengisi acara panggung ke panggung

 Dan bila kini dia ada Alissa itu karena sebuah penghapusan dari masa lalu yang suram, dia rela menikah muda ,melabuhkan cintanya pada seorang laki laki yang sangat disayanginya, Ali..

Keputusan menikah muda itu pun sebenarnya bukan tanpa alasan, Ali yang tampan yang di kenalnya di toko pakaian waktu dia kerja paruh waktu dulu, Ali yang terlanjur jatuh hati begitu gencar mengejarnya, Ali yang di ketahuinya adalah seorang  pelayar yang berlayar dengan kapal asing, walau Ali bukan bersekolah tinggi tapi dia punya kehidupan yang lumayan, Ali yang bersahaja, bercita cita tinggi, serta selalu membuat dia bahagia, mungkin sosok Ali adalah  pengganti keberadaan ayah.Setiap turun ke darat Ali selalu menjambanginya dan tak pernah berlaku tidak sopan,selalu menasehatinya,menegur dikala salah,memuji dikala bersikap baik,hingga dia pun mengangguk setuju saat Ali mengajak menikah padahal saat itu dia masih 19 tahun. Betapa bahagia kehidupan yang dijalani,dua tahun menikah dia sudah hampir memiliki segalanya anak yang cantik, dan mulai membangun sebuah rumah tinggal dan tugasnya hanya menunggu suami kembali dari berlayar, hingga suatu waktu

“Assalamualaikum”

“Walaikum salam”

“Selamat malam,apa benar ini rumah saudara Ali Ardhan?’

“Iya benar, saya istrinya,ada apa dengan suami saya pak?”

“Begini bu,sebelumnya kami minta maaf datangnya malam malam begini, kami berharap ibu bisa tenang, dan….”

“Lansung aja pak,ada apa ini….”

“Hhm, begini,kapal tempat saudara Ali bekerja di rompak kapal asing di duga bajak laut dari Somalia, pada peristiwa itu, saudara Ali telah menjadi korban,,untuk lebih jelasnya ibu sebaiknya menunggu kedatangan jenazah di rumah sa….

“Bang Alii ………………….”

Tiba tiba Nay jatuh dan tidak tahu apa apa lagi

Perjalanan hidup ini memang tiada yang tahu, hanyalah kita menjalani hidup dengan sebaik baiknya dengan menjadi manusia baik baik, Nay juga tak pernah menduga kehidupan nya kan begini, untungnya Nay adalah perempuan yang tak mengenal arti sebuah keputus asaan toh kalau selalu larut dalam suatu masalah tak kan mendapatkan apa apa selain penyakit,..begitu pikirnya

HHmm…Hingga puasa nanti ada beberapa jadwal yang harus di selesaikan,lumayan buat beli baju lebaran Alissa,,maafkan mama nak,, bila dengan cara sering meninggalkanmu begini lah mama bisa memenuhi semua kebutuhanmu dan kita, tiba tiba airmata Nayla menetes,,jatuh di pergelangan hatinya yang remuk, menjadi biduanita seperti ini bukanlah kehendaknya, pergi pagi pulang malam atau bahkan sebaliknya belum lagi godaan, belum lagi resiko apalagi menghibur orang orang pinggiran yang lebih banyak mabuknya,harus rela menebarkan senyum walau dalam kondisi sakit sekalipun, hanya mengharap uang dua ratus ribu semalam dan syukur syukur ada sawerannya

“heh, kamu,,,, wanita busuk!” tiba tiba sebuah suara perempuan dengan kasarnya mengagetkan Nayla, sejenak dia terpana tanpa bisa berkata apa –apa,dilihatnya perempuan itu begitu bengisnya

“kok diam kamu? Belum puas ya mengganggu rumahtangga orang?”lanjutnya lagi

“maaf mbak,,, maksud mbak apa?” sahut Nayla, matanya tak lepas dari wajah wanita itu, wanita cantik putih,tinggi dengan jilbab hijau terang sebagai penutup kepala, sepertinya ibu itu seorang terpelajar

“eeehh.!! masih bertanya kamu,,belum mengerti apa pura pura bego?” dengan nafas yang tersengal menahan amarah

”kamu wanita jalang yang menyanyi di orgen kejora itu kan?”kamu tahu gara gara kamu suami saya pulang pagi dan mimpi mimpi menyebut namamu” memangnya kamu ngasih apa sama suami saya?”

“oh,,, eh,,, iya saya yang menyanyi itu, tapi suami ibu pulang pagi bukan karena saya”jawabnya gelagapan

“alah…. Sok kamu.,, malam itu kamu dapat sawer berapa dari suami saya?” kamu tahu itu duit buat biaya saya ke salon”

“nggak mbak saya nggak tahu, yang menyanyi malam itu ada lima orang,,”sambil mengingat salah satu penonton yang ditemaninya bergoyang dangdut malam itu, iya,,, pak Anwar Baros pengusaha di daerah itu, malam itu seingatnya dia memang mendapat sawer dua juta rupiah,dan satu juta dari bapak itu sendiri

“tapi kamu, yang jadi bintangnya malam itu”sungut wanita itu

“maaf mbak, saya ada urusan” nayla berusaha menghindari wanita itu, yang ada di pikirannya dia hanya seorang penyanyi yang habis kerja ya habis, tak perlu di tanggapi toh,, tak ada sesuatupun yang dilakukannya yang tidak senonoh, dia hanya mencari uang lewat suara,bahkan nyaris tak ada goyang malah malam itu, hanya menemani berduet saja dengan lagu daerah

“heh, mau kemana? mau lari ya..kamu!! nanti saya akan lapor sama bos kamu, bahwa kamu udah bikin rumahtangga orang berantakan,dasar wanita murahan!!!”tangannya menggamit lengan Nayla dengan kerasnya

“mbak maaf, coba mbak tanya suami mbak dulu deh.,kok bisa seperti itu, jangan jangan suami mbak merasa ada yang kurang dalam rumahtangga mbak” kata Nayla jutek, raut kekesalan mulai menghinggapi Nayla

“apa kamu bilang?kamu bilang rumahtangga saya da yang kurang? Kurang apa? Sok tahu, semua saya punya,harta saya juga berlimpah,kamu nya aja yang ingin mengejar harta suami saya iya kan? “ tangan perempuan itu terangkat ke atas agaknya dia mau mendaratkan sebuah tamparan ke muka Nayla…

“ eeehh… apa apaan ini”sebuah suara tenang mengagetkan wanita itu hiingga dia melpaskan cengkeramnnya di lengan Nayla

“maaf ibu,,,oo,kalau tidak salah,ibu pemilik Perusahaan Baros Company kan?”ujarnya lagi

“perkenalkan nama saya Martha Marianto, pemilik Orgen tunggal Kejora, maaf udah mengganggu, sepertinya ibu ada masalah sama anggota saya?tanya nya

Dengan sedikit menahan malu wanita itu masih menahan amarah di dalam dadanya

“iya, saya pemilik Perusahaan Baros,tolong didik anak buah mu ini, supaya jangan mengganggu suami orang, gara gara dia tampil malam itu, suami saya jadi edan, sinting, nyebut nyebut nama dia, kan merusak itu”

“maaf bu, mungkin ini kesalahpahaman,,,sekali lagi maaf,bukan untuk menyinggung siapapun, biduanita itu kan tugasnya menghibur penonton ya bu, kebetulan mungkin bapak merasa terhibur…” ujar Bos Kejora Music itu masih dengan tenang,sdeikitpun tak ada rona penyesalan di wajah pak  Marianto


“Suruh kerja di klub malam saja kalau begitu”ujarnya bersungut sungut

“hhm beda ibu, dia tidak cocok kerja di klub,,dan lagi pula saya harus mempertahankannya, dia bintangnya di usaha kami, dan ibu pastinya tahu kan bagaimana agar usaha yang kita miliki lancar, secara ibu kan pengusaha juga, dan saya rasa.. ibu tak bisa menyalahkan satu pihak saja, kalau bapak masih terbawa mimpi, mungkin itu karena bapak menikmati suasana malam itu, maaf tidak semua biduan yang bersifat jelek bu” untung saja bos Kejora Musik ini memiliki pengetahuan dan pemahaman yang baik sehingga semua hampir bisa di selesaikan, terlihat wanita itu diam saja

“Ibu seorang terpelajar, maaf ..hajjah lagi,mestinya ibu tahu dong bagaimana membuat suami ibu nyaman di rumah, dan tidak memikirkan wanita lain bukan?” ulasnya” maaf ibu kami harus berangkat mengisi acara lagi di suatu tempat,Terimakasih” perlahan Bos kejora itu menyalakan mesin mobilnya,wanita itu hanya melongo dan mungkin tengah berpikir bila ucapan bos kejora barusan benar

“Ayo Nayla, nanti terlambat”

“Makasih, pak,,, kalau tidak ada bapak, mungkin saya sudah di tamparnya”

“biasa itu Nayla, itu liku liku perjalanan seorang biduanita yang tengah naik daun, mudah mudahan kamu masih bisa bertahan hingga suatu saat kamu dapat pekerjaan yang lebih menjanjikan” kata pak Martha tersenyum

Itu mungkin hanya segelintir masalah yang harus di lalui Nayla dalam liku liku hidupnya, dimana setiap manusia hidup pasti memiliki masalah, yang berbeda hanya tingkat masalah dan cara penanganannya

Jam belum menunjukan pukul delapan malam saat Nayla masih berada di suatu tempat perhelatan nikahnya anak Walikota,acara ini akan berakhir di jam sebelas malam,terlihat nayla dan beberapa teman artisnya tengah berdandan,

“tadi pas Maghrib kamu sama Renata kemana Nay, menghilang aja, kita udah makan lho” ujar salah satu temannya yang bernama Mayang

“Aku Shalat Magrib, sama Rena”ujarnya sambil tersenyum

“cie.. cie,, kamu mau ke Surga ya”ledek Mayang

“iya,.. pastinya , iya kan ren?”ujarnya sambil mencolek Renata

“masih  muda lagi Nay, kenapa harus cepat cepat ke surga sih, aku nggak, aku belum mau mati”kata Mayang berapi api

Nayla tersenyum saja mendengar celoteh Mayang

“Mayang, ke surga nggak harus mati dulu kali”ucap Nayla

Lo gimana sih Mayang, kenapa jangkauan lo pendek sekali sih, emang orang yang mati lansung ke surga , nggak kan, tergantung amalnya juga,lagian lo pikir ustad mati lansung tiba di surga hahaha,da ada aja lu”Renata tertwa terpingkal pingkal

“kenapa lo ketawa Ren, nertawain gue ya”terlihat Mayang agak sedikit emosi

“Mayang, dengar,kita hidup di dunia ini menurut gue,hanya untuk tiga hal yaitu hidup senang, hidup nyaman dan masuk surga, ngerti nggak, senangnya hidup adalah saat kita bisa melakukan hal hal yang kita gemari tanpa menyakiti hati orang lain,kita bisa cari makan dengan rasa bahagia,walaupun itu menimbulkan rasa capek,kedua kita bisa hidup dengan nyaman bila kita tidak mengurusi kehidupan orang lain sehingga kita juga tidak diurusi sama orang lain,tidak menjelekkan orang, tidak menilai buruk kepada orang,tidak berusaha menjatuhkan martabat orang lain,menjalani yang terbaik untuk kita sendiri serta menimbulkan manfaat bagi orang lain, aku rasa begitu

‘Trus soal masuk surganya?”

“Tuhan yang nentuin, sekarang jalanai kehidupan dunia apa adanya, dan akhirat juga di siapin, udah deh gue nggak sekolah, yang gue tahu cuma itu”

“oh,,, iya deh”mayang hanya mengangguk angguk menilai ucapan Nayla

Selamat Malam,tiba tiba seorang lelaki paruh baya dan cukup parlente datang menghampiri para biduanita tersebut. Mereka menatap dengan  penuh curiga ke bapak itu

SSt jangan jangan itu om om yang suka usil dan mau ngajak kita yang enggak enggak lagi pikir mereka

“perkenalkan saya Jodi, boleh tahu yang menyanyi Nasib orang Susah tadi siapa namanya?”

Tiba tiba tiga wanita tersebut saling berpandangan dan saling mencolek temannya

“bu,,, bukan saya pak” ujar Renata gugup saat mata pria itu seakan menelanjanginya

Lalu dia menoleh ke arah Mayang, dan dengan lugunya Mayang menggelengkan kepala penuh rasa takut dan cemas

“Maaf pak ada apa ya,apa lagunya tidak berkenan atau penampilan yang buruk barangkali?” Nayla dengan hati berdebar debar menatap pria itu,Ya Tuhan, saya salah apa ujarnya dalam hati,kalau saya salah maafkan saya Tuhan ,besok akan saya akan perbaiki kesalahnnya

“hmm…. Lagu itu membuat saya sangat sedih,dan jujur setelah sekian lama setiap lagu itu terdengar saya begitu amat marah, tapi sekarang saya sangat tersentuh,kamu biduannya?”

Dengan tersenyum kecut Nyla Mengangguk

Sejeda kemudian “Kamulah yang saya cari!!!!,kamulah yang saya cari,,”teriak nya sembari mengulurkan tangannya

“mak..maksud bapak?”Nayla terlongo kaget setengah mati dan bertanya tanya siapa orang itu

“mmh,,, begini,saya mencari pemilk suara indah untuk lagu lagu dangdut ciptaan saya,saya Roy Irfan,saya pencipta lagu dangdut sekaligus produsernya”dengan penuh sumringah pria itu menyebutkan deretan artis dangdut yang telah diorbitkannya dan rata rata meraih sukses

“Sekarang giliran kamu nak,saya telah jatuh hati mendengar suaramu,ini… ini…saya telah bawakan dokumen kontraknya,kalau kamu setuju saya akan kontrak kamu lima tahun dan ini saya bawakan cek sebesar lima ratus juta rupiah sebagai tanda jadi,saya berharap kamu tidak mnolaknya”ujar lelaki itu dan tiba tiba Nayla menjatuhkan kepalanya ke tanah,sambil setengah menahan perasaan Terimakasih ya Allah, begitu Tuhan punya rahasia yang takkan diketahui siapapun,dan Dia berbuat sekehendakNya..

 ‘

 


Share This Post: