Kemendikbudristek RI Verifikasi WBTBI Tupai Janjang, Budaya yang Hampir Punah di Lestarikan Kembali

AGAM, KOMINFO - Kemendikbudristek RI verifikasi lapangan warisan budaya tak benda Indonesia (WBTBI) Tupai Janjang di Nagari Tigo Koto Silungkang, Kecamatan Palembayan, Rabu (24/5).

 

Tupai Janjang merupakan salah satu sastra lisan yang berasal dari Kecamatan Palembayan Kabupaten Agam dengan cara bercerita oleh pendongeng tradisional sambil menari dan memperagakan watak dan pekerjaan tokoh cerita yang dibawakan.

 

Wali Nagari Tigo Koto Silungkang, Doni Cendra mengatakan Cerita Tupai Janjang mengisahkan tentang ibu yang sudah lama tidak memiliki anak, kemudian suatu waktu ia hamil dan melahirkan. 

 

Ia melanjutkan anak tersebut sangat dimanja oleh orang tuanya. Akan tetapi tingkah laku anak itu memiliki perilaku sama seperti tupai janjang. Melompat kesana kemari, menganggu tanaman orang di ladang.

 

“Tupai janjang bentuknya bagus tapi sikapnya mengganggu masyarakat, filosofi dari hal tersebut adalah tidak hanya fisik yang bagus tapi juga harus memiliki karakter baik yang harus ditanamkan ke anak didik,” terangnya.

 

Doni menambahkan harapannya sastra lisan tupai janjang ini bisa masuk kedalam kurikulum pendidikan di Sumatera Barat.

 

Tim verifikasi yang dipimpin oleh Pudentia MPSS dalam kunjungannya mengucapkan terimakasih terhadap pelestarian warisan budaya tak benda Tupai Janjang.

 

“Kita sudah melihat bukti bahwa Tigo Koto Silungkang merupakan lumbung tradisi. Saya sangat terharu menyaksikan penampilan maestro Tupai Janjang yang sudah sepuh tapi melakukan penampilan yang sangat baik,” ucapnya.

 

Chairwoman di Asosiasi Tradisi Lisan tersebut menegaskan hal ini merupakan kekuatan dari Indonesia bagaimana tradisi menjadi investasi kita kedepannya.

 

“Tupai Janjang pencerminan dari tradisi yang begitu kuat, komunitasnya juga sangat mendukung yang menjadi salah satu indikator dari penilaian,” ungkapnya.

 

Kepala Disdikbud Kabupaten Agam, Drs Isra MPd dalam sambutannya menyampaikan ini merupakan kali ketiga Kabupaten Agam mengikuti WBTBI dimana sebelumnya ada Kaba Ikan Sati dan Tradisi Khatam Quran.

 

Ia sangat bangga kita memiliki WBTBI Tupai Janjang yang memiliki filosofi yang bagus, namun ia juga khawatir akan punahnya budaya tersebut.

 

Sebagai komitmen dari Pemkab Agam, lanjut Isra akan rancang kurikulum pad Juli 2023 dengan melestarikan warisan budaya tak benda. 

 

“Kita ingin melestarikan dan mengembangkan semua warisan budaya yang ada, termasuk warisan budaya tak benda serta menetapkan sebagai mata pelajaran muatan local,” harapnya.